Search This Blog

Powered By Blogger

Saturday, 15 December 2012

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DAN KANKER PAYUDARA

1. Deteksi Dini Kanker serviks
·         Termasuk pencegahan sekunder (secondary prevention)
·         Dilakukan pada wanita yang belum ada gejala klinik
·         Untuk menemukan stadium kanker yang lebih awal (lesi perkanker) –sehingga kesembuhan pengobatan lebih tinggi.
·         Untuk menemukan insidensi kanker invasive (pada kanker serviks)
Prinsip deteksi dini (skrining):
·         Dapat dilakukan pada populasi yang besar (mass screening)
·         Biaya murah dan sederhana
·         Perjalanan penyakit cukup panjang (seperti ada kanker serviks)
·         Kesadaran masayarakat cukup tinggi
·         Tersedia tenaga skriner yang cukup dan terlatih
Dasar skrining kanker serviks :
·         Kanker serviks : keganasan utama di Negara berkembang
·         Di Indonesia : keganasan no.1 pada kanker wanita
·         Umumnya kanker serviks 70% dating pada stadium lanjut -àperlu skrining untuk mengetahui penyakit lebih awal (prekanker)
·         Tingginya kanker serviks : karena kurangnya program DETEKSI DINI yang EFEKTIF
Kendala skrining kanker serviks :
·         Wilayah yang sangat luas terdiri atas beribu-ribu pulau
·         Kurangnya SDM sebagai pelaku skrining
·         Kurangnya tenaga ahli patologi anatomi
·         Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan skrining.
Metode skrining
·         TES PAP (PAP SMEAR)
·         IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat)
·         KOLPOSKOPISER
Ø  Pemeriksaan dengan pembesaran 10-15 kali. Untuk penampilan porsio,dipulas terlebih dahulu dengan asam asetat 3-5% . porsio dengan kelainan (infeksiHPV atau NIS) terlihat bercak putih atau perubahan corakan pembuluh darah.
Ø  Kolposkopi dapat berperan sebagau alat skrining awal, namun ketersediaan alat ini tidak mudah,karena mahal maka alat ini sering juga digunakan sebagai prosedur pemeriksaan lanjut dari hasil test Pap abnormal.
·         VOKOGRAVI
Ø  Pemeriksaan kelainan di porsio dengan membuat foto pembesaran porsio setelah dipulas dengan asam asetat 3-5% yang dapat dilakukan oleh bidan,hasil foto dikirim ke ahli kandungan.
·         PAP NET (KOMPUTERISASI)
Ø  Pada dasarnya pemeriksaan pap net berdasarkan pemerikssaan slide tes pap.bedanya untuk mengidentifikasi sel abnormal dilakukan secara komputerisasi.
Ø  Slide hasil pap mengandung abnormal di evaluasi ulang oleh ahli poatologi/sitology.
·         TEST molekuler DNA-HPV
Ø  Pemeriksaan dengan hibridasi DNA
Prinsip dasar tast pap :
·         Epitel permukaan serviks selalu akan mengelupas (eksfoliasi) dan diganti dengan epitel dibawahnya
·         Epitel permukaan gambaran  jaringan dibawahnya
·         Sediaan test pap harus meliputi kemponen ektoserviks dan endo serviks
 hasil bacaan sitology test pap:
·         Klas 1 : tidak tampak sel abnormal
·         Klas 2 : adanya sel yang atipik tapi tidak ada tanda-tanda keganasan
·         Kals 3 : adanya sel-sel yang abnormal tapi tidak menyokong untuk keganasan
·         Klas 4 : hasil sitology cendrung menyokong suatu keganasan
·         Klas 5 : jelas ditemukan sel-sel yang menunjukkan keganasan (cytologiconclusive for malignancy)
Akurasi test pap :
·         SENSITIVITAS untuk DETEKSI neoplasia untra epitel serviks (NIS) : 50-98%
·         NEGATIF PALSU : 8-30% untuk lesi skuammnosa dan 40% untuk lesi ademotanosa
·         SPESIFITAS : 93%
·         NILAI prediksi POSITIF : 80,2%
·         NILAI perdiksi NEGATIF : 90,3%
Keuntungan IVA (inspeksi visuak dengan aplikasi asam asetat)
·         Mudah,praktis,mampu laksana
·         Dapat dilaksanaka oleh seluruh tenaga kesehatan
·         Alat-alat yang dibutuhkan : sederhana
·         Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
Pelaksanaan skrining IVA :
·         Ruangan tertutup
·         Meja periksa ginikologis
·         Sumber cahaya yang cukup untuk mlihat serviks
·         Speculum vagina asam asetat (3-5%)
·         Swab lidi kapas
·         Sarung tangan
Teknik IVA
·         Speculum  ---à melihat serviks yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5%
·         Hasil (+) : pada lesi prekanker  terlihat warna bercak putih yang disebut : ACETO WHITE EPITELIUM
·         Tidak lanjut IVA (+) : biopsy
Akurasi IVA :
·         SENSIVITAS : 95%
·         SPESIVITAS :99,7%
·         NILAI perdiksi POSITIF : 88,5%
·         NILAI prediksi NEGATIF : 99,9%
Program skrining oleh WHO :
1.      Skrining pada setiap/minimal 1X pada usia 35-40 tahun
2.      Kalau fasilitas memungkinkan : lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
3.      Kalau fasilitas tersedia lebih : lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
4.      Yang idela dan optimal : lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun
.
2. Deteksi dini kanker payudara
Wanita memiliki resiko lebih besar mengidap kanker payudara ssehingga :
Ø  Anggota keluarga (ibu,kakak,atau adik) ernah menderita kanker payudara
Ø  Pernah menderita kanker payudara
Ø  Nullipara (wanita yang tidak mempunyai anak)
Ø  Usia lebih 30 tahun pada kehamilan pertama.
Ø  Mulai haid pada usia dini atau menopause terlambat
Ø  Memiliki riwayat gangguan haid
Ø  Mengkonsumsi lemak berlebihan
Ø  Punya kebiasaan merokok
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai terhadap perubahan payudara :
Ø  Perubahan besar dan kesimtrisan payudara kannan dan kiri
Ø  Warna kulit payudara,kemerahan dan mengkilat
Ø  Luka pada payudara
Ø  Perubahan bentuk putting susu dan keluarnya cairan dari  putting susu
Ø  Pada perabaan,ada bagian payudara yang terasa lebih hangat dibandingkan dengan segara di sekitarnya
Cara sederhana untuk menemukan tumor payudara sedini mungkin dikenal dengan singkatan “SADARI (periksa payudara sendiri)” yang terdiri dari 7 langkah sebagai berikut :
Ø  Memperhatikan payudara melalui kaca,sementara ke dua lengan lurus kebawah
Ø  Memperhatikan payudara di depan kaca , sementara ke dua lengan diangkat lurus ke atas. Perhatikan apakah ada tarikan pada permukaan kulit
Ø  Memijat daerah sekitar putingsusu dengan perlahan untuk melihat apakah ada cairan abnormal yang keluar.
Ø  Berbaring dengan lengan kenan dibawah kepala sementara punggung kanan diganjal dengan bantal kecil,kemudian seluruh permukaan payudara kanan diraba dengan tiga pucuk jari tengah tangan kiri dan dirapatkan.
Ø  Ke tiga jari tersebut,kemudian digerakkan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap,dimulai dari pinggir kemudian ke tengah (puting),dan kembali lagi dari pinggir dengan mengikuti putara jarum jam
Ø  Malakukan hal yang sama untuk payudara kiri.7.memperhatiikan secara khusus seperempat bagian payudara sebelah luar atas,baik kanan maupun kiri. Bagian tersebut paling sering mengandung tumor.
Pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan secara teratur,sekali sebulan sesudah haid.

No comments:

Post a Comment